Cerpen "Pengorbanan Seorang Sahabat" By Adwaket Fitryy!Kringgg……!!!“mama… jam berapa nich… kok jam ku udah bunyi…?“Jam 7 kurang 10, nggak niat kesekolah kamu dwi?”“what? Mati aku….!”Ucap dwi pagi itu, dia bergegas mandi dan memakai bajunya walaupun tergesa-gesa.Ia langsung menaiki mobilnya dan melaju dengan kecepatan yang cukup tinggi. Itu memang sudah menjadi kebiasaan Dwi. Sesampai di sekolah, ternyata semua siswa sudah masuk. Dwi bingung dia harus bagaimana lagi. Sedangkan guru yang super duper jahat itu sudah ada di ruangan.“ Haduw… bodoh banget dwi malah clingak-clinguk di situ ngapain lu?”“mampus deh gue… gimana nih ton? Mana bu siska udah di dalem?”“ ya cepetan lu masuk, malah clingak-clinguk di jendela, cepetan masuk… achh,,.. dasar lu udah kebiasaan”“iya iya gue masuk… huh… Bissmilahirrahmanirrahim… ya Allah tolong hamba…”“halah.. nggak usah lebay cepetan.” Anton adalah sahabat Dwi. Walaupun dia tergolong anak yang nakal namun dia baik dan setia banget sama sahabatnya.“tok..tok..tok…”“MASUUUUKKK!”“Bu anu… maaf saya terlambat… tadi… em… apa itu.. anu .. anu bu…”“haaah… anu… anu… anu…! Berdiri di depan kelas….!!!!”Yah. Itulah dwi. Memang dia mempunyai ciri khas. Dwy adalah anak yang keren, hampir semua orang mengatahui sikap Dwy. Namun di balik itu, dia termasuk anak yang suka jahil. Namun sebenarnya dia juga baik hati. Dia mempunyai 3 sahabat sejati selalu menemani dimanapun dia berada. Ketiga sahabat itu bernama, antaranya ya Anton, Dion, dan Andi. Mereka bersahabat dari kecil. Mereka berempat adalah sahabat sejati. Mereka satu geng. Tapi memang, mereka berempat mempunyai kesalahan besar pada saat itu. Sebut saja Romy. Romi adalah musuh bebuyutan geng dari Dwy. Dia bersikeras menghancurkan ke-empat sahabat itu. Hingga pada suatu hari, saat Dion salah satu sahabat Dwy,sedang mengendarai motor hendak menuju toko buku,karena pada saat itu Dion ditugasi oleh Dwy untuk mengerjakan tugas dari salah satu dosen mereka, tiba-tiba tidak disangka para gerombolan Romi sedang merencanakan untuk menculik salah satu diantara mereka ber-empat. Tiba-tiba Dion dihadang oleh Romi dan teman-temanya. Otomatis Dion bingung. Dan Dion dibawa oleh Romi ke tempat tersembunyi. Disana Dion dipukuli oleh Romi dan teman-temannya. Lalu Romi menelfon Dwy yang sedang kebingungan mencari Dion.“kalau loe mau Dion selamat potong kuping loe kasih ke gue!!” kalo loe gak ngasihin kuping loe ke gue,Dion bakal mati ditangan gue!!”“oke-oke gue turutin kemauan loe,tapi please jangan sentuh Dion gua mohon sama Loe.”“ok, gue tunggu loe di gudang sebelah markas kampus kita” jika loe ugak dating , jangan ngarep loe bisa ngeliat Dion lagi, CAMKAN kata-kata gue nie, gue gak main-main.” Lalu Dwy merasa bingung, dia berpikir “ apa yang harus aku lakukan, apa aku harus memotong telingaku? Tapi jika tidak pasti nyawa Dion akan terancam, aku harus bagaimana?” tiba-tiba Dwi mengambil silet yang ada di meja kamarnya dia mengatakan “ DEMI SEORANG SAHABAT…. AKU RELA….” terdengar bunyi“ CRAAASSHHH” terlihat darah mengucur deras dari telinga Dwy. “accchhhrrr”” jerit Dwy saat itu.Dengan terbata-bata dia mengambil plastic kecil dan memasukan daun telinganya kedalam plastic itu.*** Dilain tempat, dion sedang bingung bagaiman dia harus melarikan diri. Lalu dia mengambil kawat untuk mengotak-atik pintu yang terkunci agar bisa terbuka. Dan “ yeaaahhh…?” pintu itu terbuka. Dion bisa membuka pintu itu. Bergegas ia melarikan diri dari tempat tersebut. Dengan berhati-hati dan berharap geng Romi tidak mengetahui Dion kabur. Dan akhirnya Dion bisa keluar dari tempat tersebut dan dia segera menuju ke rumah Dwy.*** Sesampai dirumah Dwy, ternyata disana hanya ada Anton dan Andi. Dion melihat teman-temannya sedang kebingungan. Lalu Anton bertanya kepada Dion“ Yon, gue bener-bener gak tau, sebenarnya ada apa??”“ ceritanya panjang, gue gak bisa ceritain sekarang. Yang penting dimana Dwy sekarang??? Please..”“ oke… okee… gue juga gak tau dimana Dwy. Tapi tadi gue lihat ada darah di kamarnya. Gue juga bingung cari Dwy sampe sekarang, gue takut dia kenapa-kenapa…”“ ya TUHAN… jangan-jangan……???? Ayo ikut gue sekarang…….”Dengan hati yang amat gelisah, mereka pergi ke gudang tempat markas si Romy dan kawan-kawannya. Sesampai disana mereka menemukan banyak mobil polisi dan beberapa mobil ambulance. Dion, Anton, dan Andy langsung bingung. Lalu Andy bertanya kepada salah satu polisi“ pak, ada apa ini!”“kami menemukan 1 mayat dan tersangka penganiayaan”“ dimana mayat itu pak!” mungkin saja kami kenal”“ ya, di dalam ambulance” Betapa kaget mereka. Ternyata itu adalah Dwy sahabat mereka. Lalu mereka bertiga langsung memeluk mayat yang Dwy yang penuh darah. Dan Dion melihat telinga Dwy telah tiada. Dion ingat kata-kata Romy saat menelfon Dwy,(“kalau loe mau Dion selamat potong kuping loe kasih ke gue!!” kalo loe gak ngasihin kuping loe ke gue,Dion bakal mati ditangan gue!!”) Dan Dion sadar. Dwy rela memotong telinganya hanya untuk keselamatan dia, dan sahabat-sahabatnya. Lalu Dion menangis. Dia dan teman-temannya lalu memakamkan Dwy saat keesokan harinya. Saat jenasah Dwy dimasukan ke liang lahat Andi, Dion, dan Anton berkata“ dwy, sahabatku… walaupun kau sudah tiada, namun semangatmu kan ada di hati kami selamanya. Kami akan selalu mendoakanmu.semoga kau tenang di alam sana. Suatu saat kita pasti akan bersama dan berkumpul lagi….” Ucap mereka sambil meneteskan air mata. | |||||||
Rabu, 14 Oktober 2015
"CINTA jadi S.A.h.A.B.A.T" ^_^
’’eh Reza,disini juga.’’ Sapa angel saat tersadar ada Reza didekatnya.
‘’iya, boleh aku duduk disitu?’’ jawab Reza.
‘’kenapa tidak…’’ sahut angel.
Mereka pun mengobrol dan terciptalah keakraban diantara mereka,padahal selama 2 tahun ini mereka satu sekolahan,tapi mereka jarang sekali bertegur sapa, dan entah kenapa hari itu Reza dan angel terlihat akrab.
‘’besok weekend ya.. kamu ada planing kemana?” Tanya Reza.
“gak ada rencana sih mau kemana. Ya paling jalan sama teman-teman” jawab angel
Obrolan itu terhenti saat reza menerima telepon, dan dia pamit untuk pulang lebih dulu karena mendapat panggilan untuk menjemput adiknya. Selepas Reza pergi tinggallah angel duduk sendiri lagi.
“ bosen ah, mendingan aku online dech.”gumam angel sambil membuka akun facebooknya.
angel meng-update status yang bertuliskan lirik sebuah lagu yang baru saja didengarnya.
“bodohnya diriku selalu menunggumu yang tak pernah untuk bisa mencintai aku.”
Beberapa saat setelah menulis status itu,mampir sebuah pemberitahuan bahwa ryn,sahabat dekat angel mengomentari statusnya.
“siapa sih ka? Kayaknya lagi mendam rasa ‘ma seseorang ya,, cerita dong..”
angel memang tidak pernah menceritakan kepada siapapun bahwa selama ini dia sedang menyimpan rasa pada seseorang. Hanya diari mungilnya yang menjadi saksi bisu gundah gulana hatinya. Dia berusaha mengelak dari pertanyaan ryn.
“gak kok,itu cuma lirik lagu aja…” jawab angel.
Memang sudah lama angel memperhatikan morgan,teman satu sekolahannya, namun tak ada keberanian untuk mengatakannya. Mereka hanya bisa mengobrol seperti teman biasa, dan angel risih jika harus berhadapan dengan morgan,karena dia harus menutupi rasa gugupnya.
@Sekolah
“hai gan,,ujan-ujan gini mau pulang?” Tanya angel saat bertemu morgan di parkiran sekolah.
“nunggu ujan sih lama, ujan kayak gini biasanya awet loh..” sahut morgan ramah.
“oh,ya udah..hati-hati ya,,,” pesan angel.
Senyum mengembang di bibirnya karena baru saja berpapasan dengan pujaan hati tercinta. Sesampainya dirumah,angel masih saja teringat wajah morgan tadi,tiba-tiba dering handphone membuyarkan lamunannya. Satu pesan dari ilham, teman satu sekolahannya.
“hai Ka..lag ngapain? udah makan belum?” begitulah isi sms tersebut.
“ngapain lagi ilham nhi sms,,gak kapok-kapok juga apa.” Batin angel kesal.
Begitulah ilham, selalu membuat angel risih dengan sikapnya. Selalu sms gak jelas,gak penting pula. Kalau mereka ketemu, pati selalu saja ada kejahilan yang dibuat ilham kepada angel.Angel sering dibuat kesal dengan sikap ilham terhadapnya yang dia sendiri tidak tahu apa maksud dan tujuan dari ilham bersikap seperti itu.
“mending aku mikirin morgan. Andai saja morgan yang sms. Aminnnnn,,”gumam angel.
Lagi-lagi angel meng-update status facebok-nya yang bernada sedih.
“oh mungkin aku bermimpi menginginkan dirimu….” Begitulah lirik lagu yang menjadi status facebooknya.
“aduh..ngapain sih mikirin morgan lagi,gak bisa berhenti bentar aja kenapa. Kalau bisa jangan berharap lebih deh sama dia,,lupain aja perasaan ini. Lagian dia juga gak bakalan tau perassan aku kalau aku gak ngasih tau ke dia,kalau aku cuma diem aja. Lagian ternyata susah juga nyimpan rasa ini sendirian.” Batin angel berbicara sendiri.
Besoknya dia memutuskan untuk menceritakan tentang perasaan gundah gulananya selama ini dengan cherly, sahabatnya.
“udahlah ngel,ngapain sih ngarepin yang gak pasti. Toh, dia kan juga gak tau. Angggap aja kamu itu cuma mengagumi.” Saran cherly.
“ya niatnya sih emang mau ngelupain dia, tapi kan kita satu sekolah. Tiap hari ketemu, gimana caranya ngelupain? Mana tiap ketemu dia,aku jadi lupa sama niatku buat ngelupain dia.”
“waduh,,kenapa jadi aku yang bingung ya? Gini aja, kamu jangan maksain buat ngelupain dia, jalanin aja dulu..siapa tahu lama-lama dia bakalan nangkap sinyal-sinyal kamu dan bakalan tahu perasaan kamu ke dia. Kamu berdo’a aja.”saran cherly.
“eh tapi cher, gue juga ngerasa sinyal-sinyal dari dia. Kadang nih ya,aku sering ngeliatin dia.. eh kadang aku sering ketemu mata sama dia.’
“jangan-jangan tanpa kamu tahu,dia juga sering ngeliatin kamu.”
“hmm…..semoga aja, jadi aku gak galau lagi, ya gak?”
‘amiinn..aku do’ain aja deh.”
keesokan hariinya
Pagi yang cerah membuka semangat baru bagi angel untuk memulai aktivitasnya di sekolah. Lagi-lagi angel bertemu ilham di koridor sekolah dan ilham lagi-lagi mencoba menggodanya. Dengan sengaja dia menarik tangan angel hingga angel tersungkur ke tubuh ilham.
“ih.kamu gak bisa diem apa. Sehari aja gak jahil bisa gak?’ serang angel garang.
ilham pun hanya membalas dengan senyuman. Dan itu membuat angel bertambah kesal.
“aduh cher, ilham tuh gak bisa berheti gangguin orang. Tiap malem aja pasti ada sms dari dia,yang isinya tuh gak penting banget.” Cerita angel kpada cherly
“wah jangan-jangan dia naksir kamu ngel” goda cherly.
“ waduh..aku mohon dengan sangat,,jangan sampai itu terjadi. Aku kan pengennya deketin morgan.kenapa jadi temennya yang kecantol.”
cherly hanya tertawa melihat wajah sahabatnya itu yang sedang gusar.
***
Malam ini angel merenung sambil mendengarkan lagu favoritnya. Sementara matanya tak beralih dari langit yang berhiaskan bintang berkilauan. Sesekali matanya memandang foto morgan yang kemarin dia curi dari handphone temannya.
“gan,kapan kamu bisa ngerti perasaan aku,kapan kamu bisa tau? Aku capek mendam rasa ini sendirian gan.kapan kamu tahu,aku disini nunggu kamu gan.” Gumam angel .
Untuk menghibur dirinya,dia membuka akun facebook-nya dan ada satu pesan yang ternyata dari Reza dan isinya cukup mengagetkan angel.
“ ngel.i love you.” angel membaca pesan itu berulang kali.
Besoknya angel langsung menceritakan itu kepada cherly.
“waduh ngel,jangan-jangan Reza……” cherly menggantungkan kalimatnya.
“jangan-jangan apa cher..” Tanya angel.
“ Ya…jangan dong cher, kemarin ilham,sekarang Reza, coba aja morgan,pasti aku tanggapin dengan senang hati.” angel mengerti maksud kalimat cherly setelah sesaat berfikir.
“ ya udah deh..aku tahu cintanya Cuma buat morgan seorang, yang lain bisanya ngarep aja deh.” Kata cherly sambil tersenyum.
***
Rasa suka yang dialami angel terus hadir walaupun dia telah mencoba untuk mengabaikan rasa itu. Tiba-tiba datang cherly mengusik ketenangannya yang sedang merenung.
“ hey, angel morgan.” Kaget cherly.
“ apaan sih, angel aja, bukan angel morgan
“bentar lagi juga bakalan jadi angel morgan ” goda cherly.
“Amiinn Ya Tuhan…..” harap angel.
“eh, kamu tahu gak,aku denger kemarin morgan jalan sama adek kelas kita, si steffi itu lho.”adu cherly.
“ya terserah dia lah. Aku juga gak akan terlalu berharap banyak sama dia.” Sahut angel sedikit kecewa.
“loh,tadi baru bilang aminn, sekarang udah gitu lagi.” Goda cherly lagi.
***
Entah kenapa rasa itu perlahan hilang, namun tetap saja sisa-sisa cinta itu masih tertinggal dihati angel. Suatu saat ketika dia sedang duduk bersama temannya, terlihat morgan dan rafael,teman sekelas angel sedang ngobrol dan kelihatannya percakapannya serius. rafael pun meninggalkan morgan dan duduk di bangku dekat angel sambil menggerutu.
“tuh anak bikin kesel aja. Apa sih maunya.” Geram rafael..
angel hanya bisa heran melihat sikap rafael. Tiba-tiba datang lagi morgan menuju kearah rafael. angel mulai melihat sinyal-sinyal negatif dari wajah morgan.
“wah,dari tampangnya,kayaknya bakal ada perang nih. Gawat, aku harus cegah.” Gumam angel.
Saat morgan lewat didepannya.
“morgan..jangan,kalian apa-apaan sih.” Cegat angel
“aku juga gak tau ngel,kayaknya aku gak ngerasa punya salah sama dia,tapi dia ngajak ribut kayaknya.” Jelas morgan berhenti sebentar,lalu meneruskan jalannya ke arah rafael.
angel hanya bisa melihat mereka dari tempat duduknya.
“loe gak ngehargain cewek gan,loe gak ngerti perasaan mereka.” Sergah rafael tiba-tiba.
“maksud loe apa?kok ngebahas cewek?”Tanya morgan tak mengerti.
“loe tahu,selama ini diam-diam ada seseorang yang ngarepin loe,nunggu loe. Loe gak tau kan?”
“siapa?”
“loe pikirin aja sendiri.kira-kira siapa orang itu.”
morgan hanya bisa heran dan tampak bingung mendengar perkataan rafael . Dia bertanya-tanya dalam hati,siapa yang dimaksud rafael tadi.
@kamar angel
angel tiduran dikamarnya sambil mendengar mp3 di handphonenya.
“ Tuhan,kenapa sat aku mencintai seseorang. Dia tidak bisa membaca apa yang kurasakan. Namun disaat ada seseorang yang membuka hatinya untukku,aku malah tidak bisa merasakan cintanya. Kenapa aku gak bisa dicintai oleh orang yang juga aku cintai.” Gumam angel .
Dering handphone membuyarkan lamunannya.
“apa mungkin aku hanya bisa berharap tanpa bisa memilikinya.” angel membaca sms yang ternyata datang dari Rafael.
“maksudnya?” angel bertanya-tanya sendiri.
Otak angel mulai berimajinasi. Selama ini sikap rafael memang baik dengannya dan mereka cukup akrab.
“ah,tapi gak mungkin. Sikap dia kan cuma sebatas teman aja,gak lebih kok.” angel menepis pikiran itu.
***
Sementara itu, morgan masih kepikiran dengan ucapan rafael. Dia masih mencari-cari siapa yang diam-diam menunggunya selama ini.
“udah tahu orangnya?” Tanya rafael saat mereka berpapasan di kantin sekolah.
“belum.siapa sih” Tanya morgan.
“yakin mau tahu” Tanya rafael lagi.
“cepetan lah raf,gue penasaran nih.”
“margareth angelina alias angel."jawab rafael
“gak mungkin rafa. loe tau darimana?” Tanya morgan,tidak yakin dengan ucapan rafael.
“gue denger dari mulut dia sendiri saat dia sedang curhat dengan cherly dikelas. Gue gak sengaja denger.sekarang loe tahu kan,dan gue harap loe bisa dewasa nentuin sikap.jangan biarkan dia nunggu loe terus dengan harapan-harapan kosong yang bakal nyakitin dia.” Jelas rafael
“maksudnya?” morgan bertambah bingung.
Pertanyaan itu diabaikan Rafael ,dan dia berlalu pergi meninggalkan morgan . Akhirnya morgan memutuskan untuk menanyakan sendiri dengan angel.
“ ngel, bener apa yang dibilang rafael kalau selama ini loe diam-diam merhatiin gue?”
angel pun kaget membaca isi sms yang datang dari morgan tersebut. Dia pun bingung harus menjawab apa, lalu diabaikannya sms morgan.
Besoknya di sekolah, kebetulan angel berpapasan dengan morgan dan morgan langsung memanfaatkan kesempatan itu.
“ ngel, kenapa semalem kamu gak jawab pertanyaan aku? Bener apa yang dibilang rafael,?” sergah morgan.
Tak sengaja rafael lewat dan morgan langsung mencegat morgan.
“ raf, jelasin apa yang loe bilang sama gue kemaren?”
“loe tahu darimna raf?” Tanya angel.
“gue gak sengaja denger curhat loe sama cherly waktu itu.”
“trus kenapa loe bilang semuanya sama morgan.” Tanya angel lagi,dan rafael pun terdiam.
“ jawab raf,, kenapa?”
“sampai kapan loe mampu mendam rasa ini sendirian ngel. Gue gak mau liat loe sedih karena cinta loe gak pernah dibalas. Bahkan morgan mungkin gak akan tahu kalau gue gak bilang langsung sama dia...” Jelas rafael.
“tapi rafa..."
“ gue Cuma mau liat loe seneng ngel.” Potong rafael.
angel terdiam dan dia menatap rafael
“maksud loe?” Tanya angel lagi sambil menatap Rafael.
“loe ingat sms gue dulu ke loe. Itu isi hati gue ngel.” angel teringat sms rafael waktu itu, dan dia menarik nafas perlahan sambil menundukkan kepala.
”karena gue ingin loe bahagia,jadi gue bilang semuanya sama morgan ,ngel .’ Lanjut rafael lagi.
“rafael…terus gimana…”
“gue gak apa-apa ngel . Asal loe bahagia.” rafael memotong kalimat angel .
angel diam dan mengalihkan pandangannya ke arah morgan.
“ gan.itu semua benar. Tapi itu dulu,dan sekarang gue udah gak ngarepin balasan dari loe lagi. Lagian gue juga gak mau maksa loe buat nerima gue. Karena gue tahu, loe gak akan bisa mencintai gue seperti gue dulu ke loe.” Jelas angel.
“maksud loe ngel?” Tanya rafael dan morgan serempak.
“ya,gue udah ngubur perasaan itu dalam-dalam. Dan sekarang gue gak lagi ngarepin morgan kok, loe tenang aja gan. Gue gak akan maksa loe buat suka sama gue lagi.”lanjut angel.
“sekarang ada orang yang benar-benar sayang sama loe. Apa harapan itu ada untuk dia?” Tanya morgan sambil menunjuk rafael.
“jujur gue juga sayang loe raf.sikap loe,kebaikan loe. Itu yang bikin gue juga sayang loe. Tapi gue gak bisa nerusin rasa itu karena gue gak mau persahabatan kita rusak gara-gara itu. Karena loe udah jadi teman aja loe udah bikin gue bahagia kok punya teman kayak loe.” Jelas angel.
“loe bener ngel.persahabatan kita lebih penting.” Jawab rafael.
“lagian,loe masih bisa kok sayang sama angel sebagai adik.’ Sambung morgan.
“iya dong, gue kan juga sayang sama rafael. Tapi Cuma sebagai sahabat. Loe gak perlu berubah kok sama gue,sikap loe,kebaikan loe. Contohnya sekarag aja.mumpung masih dikantin nih,boleh dong ya mesen satu mangkok aja.laper ni habis klarifikasi tadi.”canda angel
“yeee ujungnya gak enak tuh.” Balas morgan
.
Dan akhirnya semuanya berkahir bahagia. 3 hati itu tetap bisa saling menyayangi sebagai sahabat
Senin, 14 September 2015
Jatuh Cinta Diam-Diam Kepada Teman Sekelas
Gatau harus dari mana gue mulai tulisan gue ini, Gue sebenernya
pengen nulis ini semenjak gue masih kelas X atau kelas Sepuluh. Ya
inilah gue, gue adalah cowo yang kalau suka sama cewe itu gak cuma ke
satu cewe doang. Kenapa? Karena disaat gue jomblo gini, gue jarang dapet
perhatian dari seorang cewe. Nah saat gue PDKT alias Pendekatan ke satu
orang cewe gagal gue masih punya cewe lain yang gue sukai. Intinya tiap
suka sama cewe, gue punya dua target. Jadi misalnya yang satu lepas
masih ada satu lagi dan kalau dua-duanya lepas . . . Gue nyari yang
lain.
Gue kasih tau yah, yang namanya "suka" , "cinta" dan "sayang" itu
beda. Bedanya apa? Nih yang pertama suka, suka itu menurut gue pribadi
hanya sekedar mengagumi. Suka itu tahap pertama menuju rasa cinta. Kalau
cinta sendiri itu adalah suatu perasaan khusus yang kita rasakan dari
hati kita kepada lawan jenis, biasanya rasa cinta itu timbul karena
adanya rasa suka dan ketika udah ngerasa sangat mencintai lawan jenis
(biasanya yang udah pacaran) , kita akan merasakan rasa sayang. Sayang
itu adalah perasaan paling mendalam yang kita rasakan kepada lawan jenis
kita. Jadi ya "suka" , "cinta" dan "sayang" itu memiliki keterkaitan.
Tapi rasa "suka" , "cinta" dan "sayang" itu mempunya perbedaan juga. Perbedaannya adalah :
1. Kalau suka belum tentu cinta
2. Kalau cinta belum tentu sayang
3. Kalau sayang udah pasti suka dan cinta
Nah kali ini gue akan kembali membahas tentang kisah percintaan gue
yang selalu apes sampai saat gue menulis ini. Kali ini kejadiannya saat
gue suka sama temen sekelas gue sendiri. Ntah kenapa gue juga bisa suka
sama ini cewe. Awalnya suka, lama-kelamaan jadi cinta deh. Tapi ya
begitulah, rasa cinta gue ini ga pernah terbalas sama dia. Bukan sama
dia aja, tapi sama semua cewe yang gue suka.
Begini ceritanya, Saat gue masuk SMA gue dapet kelas X-2 alias
Sepuluh Dua. Di kelas itu, awalnya gue ngerasa canggung karena ngeliat
tampang anak-anaknya yang sangar-sangar kaya preman atau budak bangor
atau sejenisnya. Tapi lama-kelamaan gue membaur sama mereka, ternyata
tampang sama sikap berbanding terbalik. Sikap dan Sifat mereka itu
asik-asik dan membuat gue nyaman di kelas. Di kelas juga gue punya
temen-temen cowo deket yang kalau ada tugas kelompok kita selalu
se-kelompok. Pokoknya asik deh. Sampai-sampai ada cewe yang mengalihkan
perhatian gue. Tempat duduk gue dan dia emang sangat jauh, tapi karena
tingkah polosnya yang selalu bertanya saat pelajar Matematika, membuat
gue jadi sering ngeliat dia. Kita juga jadi deket karena sering beda
pendapat dalam hal apapun di kelas.
Hari-hari berlalu sampai gue akhirnya gue makin deket sama dia.
Deket disini bukan berarti sering smsan atau apa. Tapi semakin deket
secara ga langsung. Gue mulai terbiasa bercandaan sama dia kalau lagi
belajar atau istirahat. Gue juga masih inget waktu itu gue lagi sakit
dan ga masuk sekolah, gue online facebook malemnya dan dia nanya kenapa
gue ga masuk dan blablabla akhirnya kita chating sampe ga terlalu malem
lah. Chattingnya juga cuma 10 menitan :v
Tanpa gue sadari ternyata gue mulai suka sama ini cewe, ntah
darimananya gue suka sama cewe ini. Tapi intinya gue suka sama cewe ini.
Iya suka. Inget yah, suka itu belum cinta dan sayang. Nah waktu kelas
Sepuluh itu gue sering Hang-Out juga bareng anak-anak kelas. Tapi ga
sekelas gitu semuanya, cuma ada ya beberapa doang lah yang deket sama
gue. Ada 8-10 orang (termasuk dia) lah yang sering main bareng sama gue.
Kita main bareng ngisi waktu luang. Pernah tuh waktu itu Gowes Sepedah
bareng muter-muter serang sampe ke banten lama (tapi ke banten lama dia
ga ikut). Tapi dia juga pernah ikut sekali tapi bukan ke Banten Lama,
cuma sampe KSB dan disana pada foto-foto dan itu adalah pertama kalinya
gue moto dia make Kamera gue sendiri. Pokoknya kelas Sepuluh adalah
masa-masa indah gue di sekolah (awalnya gue pikir begitu).
Kenaikan kelas ke kelas XI (Sebelas) itu ada beberapa pilihan bagi
gue. Pertama gue harus tetap di SMA gue yang sekarang atau pindah ke
sekolah lain. Kedua gue tetep di sekolah ini dan ngambil jurusan IPA.
Ketiga gue tetep di sekolah ini dan ngambil jurusan IPS. Dan pada
akhirnya gue memilih pilihan yang kedua. Gue tetap berada di sekolah gue
dan ngambil jurusan IPA. Daftar ulang udah dan saat hari pembagian
kelas tiba, satu-satunya yang gue harapkan adalah bisa sekelas lagi sama
ini cewe, tapi setelah liat di jendela ruang Lab. Kimia sekolah yang
ada nama-nama siswa kelas XI yang masuk IPA ataupun IPS ... Ternyata
nama gue ga ada di kelas mana pun. Ntah itu di kelas IPA ataupun di
kelas IPS.
What The Hell Going On Here? Kenapa nama gue ga ada di kelas
manapun? Gue liat nama dia ada pada kelas XI IPA 3. Artinya masih ada
harapan agar gue masuk kelas itu. Ya kalian semua tau lah maksud gue
haha. Jadi ternyata bukan cuma gue orang yang satu-satunya tidak ada
namanya di papan nama. Ternyata banyak juga. Ada salah satu orang yang
gue kenal disana dan gue ngajak dia buat menanyakan hal yang sama ke
Wakasek sekolah. Dan saat itu ada pendataan bagi anak-anak yang ga dapet
kelas. Saat gue udah dapet barisan paling depan gue liat Slot buat
masuk kelas itu kaya gini :
- XI IPA 1 34 orang (harusnya 36, jadi kurang 2)
- XI IPA 2 37 orang (lebih dari cukup)
- XI IPA 3 36 orang (pas)
- XI IPA 4 36 orang (pas)
Jadi kemungkinan kalau gue bilang sekarang pasti gue bakal masuk XI
IPA 1 dan GUE GA MAU. Akhirnya gue keluar ruangan dengan alasan mau ke
kamar mandi. Setelah dari kamar mandi, gue balik lagi dan Alhamdulillah
saat itu slotnya udah berubah dan XI IPA 3 yang kurang orang. Jadi
tunggu apa lagi? Gue langsung laporan dan akhirnya nama gue langsung di
daftarkan di kelas XI IPA 3. Akhirnya gue bisa sekelas lagi sama cewe
yang gue suka.
Hari demi hari gue jalani di kelas XI IPA 3, hampir setiap hari juga
pandangan gue selalu memandang dia. Mungkin dia ga sadar, tapi ya
gapapalah. Mengagumi seseorang diam-diam tanpa ada yang tau itu rasanya
asik, greget, pokoknya ga bisa di ungkapin secara jelas. Di kelas XI IPA
3 juga dia berubah. Biasanya dia selalu polos bertanya ke guru, tapi
saat itu dia udah mulai keliatan kaya orang pinter kalau lagi nanya ke
guru haha.
Kalau gak salah dia juga pas kelas XI itu ikut kegiatan Marching
Band di pusat kota. Suatu MB yang sangat dia idam-idam kan dari kelas X.
Gue masih inget persis waktu kelas X dia gagal masuk MB tersebut, saat
itu dia dan temannya (temen gue juga) menceritakan kesedihannya lewat
sms magrib2 ke gue dan temen-temen. Waktu itu kelas X masuk siang dan
pulang sore, waktu sore itu ada 4 orang mungkin yang nganterin 2 orang
(termasuk dia) ke tempat MB tersebut. Pas magrib dia dan temannya ngasih
kabar kalau mereka belum di terima. BUT NOW, mereka berdua yang
termasuk cewe ini berhasil diterima di MB.
Setelah dia diterima di MB itu, dia makin sibuk. Gue juga gatau
gimana cara dia membagi waktu buat sekolah, main dan MBnya itu. Tapi
yang jelas mungkin dia berhasil. Kenapa? Urusan sekolah dia tetep bisa
dapet Ranking / Peringkat 10 besar. Urusan bermain, dia masih bisa main
sama anak kelas atau pun sama anak-anak kelas X yang dulu. MBnya juga
dapet juara 1 se-Indonesia tahun itu dan beberapa bulan kemudian katanya
mau ke Belanda (awalnya gue kira bercanda, tapi nyatanya itu beneran).
Gue kagum sama ini cewe, banyak hal yang ga bisa gue ungkapin
disini. Tapi yang jelas, semakin lama gue semakin suka dan akhirnya gue
mulai sayang sama dia semenjak di kelas XI ini. Gue juga gatau kenapa.
Padahal dia cuek sama gue. Bahkan gue sama dia ga pernah smsan di tiap
malamnya. Jangankan smsan, di kelas aja gue sama dia jarang ngobrol
bareng. Tapi akh mungkin inilah yang namanya jatuh cinta, yaitu saat
kita sayang sama orang tapi gatau alasan mengapa kita sayang.
Di kelas, tiap ada acara gue selalu hadir, begitupun dia. Hal yang
gue incer bukan acaranya, tapi dianya. Ntah itu bakaran, jenguk orang
sakit, menghadiri acara ulang tahun dan macem-macem pokoknya. Waktu itu
gue masih inget pas ulang tahun si Puput, awalnya gue fikir dia ga
dateng. Tapi ternyata dia dateng terlambat. Begitu dia dateng, mata gue
hanya tertuju pada dia. Dia hari itu cantik dengan kerudung
bunga-bunganya. Terus baru-baru ini sih, gue ga dateng di acara ulang
tahun si Annisa. Sebenernya gue mau dateng tapi gue saat itu ada acara
yang mungkin lebih penting. Jadi gue ga dateng dan gue ga ngeliat dia
hari itu. Mungkin melihat dia itu hampir setiap hari, tapi selalu dengan
seragam sekolahnya. Hal yang gue tunggu-tunggu saat ada acara kelas
adalah gue bisa liat dia dengan pakaian lain yang sumpah anggun banget.
Tanpa terasa satu tahun udah berlalu di kelas. Yang gue harapkan
saat itu adalah ... "Semoga sekelas lagi sama dia". Begitu naik ke kelas
XII, banyak isu-isu menegangkan seperti "Kelasnya ga dipisah" (jadi
tetep kaya kelas XI). ada juga yang bilang "Di acak lagi, di ambil 4
cowo dan 4 cewe tiap kelas". Tentunya gue lebih berharap kelas ga di
acak. Setelah hari pertama masuk sekolah tiba, ada pengumuman bila kelas
XII ga di acak. Jadi artinya tetep seperti XI IPA 3. Cuma ganti aja
jadi XII IPA 3. YOKATA! Artinya juga gue sama dia tetep sekelas. Artinya
juga gue dan dia bakal 3 tahun bersama. Oh yeah, bakal banyak hal baru
yang akan terjadi.
Awal masuk kelas 3, gue makin mantep konsistennya sama perasaan gue
ke dia. Gue ga bisa mendem perasaan gue ini lebih lama. Gue harus
mengungkapkannya. BUT HOW?. Gue gatau cara ngungkapinnya, tapi gue
pengen. Sejenak gue lupakan niat gue buat nembak itu. Karena awal masuk
kelas XII ini itu setelah puasa, jadi gue sakit di awal masuk. Kenapa?
Ntah kenapa gue selalu jatuh sakit setelah selesai puasa.
Ngomong-ngomong masalah sakit, gue dulu masih inget waktu kelas X gue
lagi sakit dan malemnya gue on Facebook di rumah, eh tau-tau dia Chat
gue. Dia bilang "kenapa ga masuk, sakit apa?, kok malem-malem ke
warnet?, istirahat yang cukup biar cepet sehat." Itu isi chat gue sama
dia. Yang masih gue inget yah. *Back to story, Saat gue sakit 3 hari
berturut-turut, si Tajudin (temen sebangku gue) ngejenguk gue sendirian.
Dia ngasih kabar katanya banyak tugas dan ada tugas jangka panjang
yaitu tugas "senam aerobik". Gue jelas bertanya sama dia, "Gue kelompok
siapa?". Temen gue ini cerita kalau gue 1 kelompok sama cewe yang gue
sayang ini. Sekilas rasanya gue pengen cepet-cepet sembuh dan masuk lagi
ke sekolah.
Begitu masuk ke sekolah gue langsung nanya ke dia langsung, "apakah
gue beneran 1 kelompok" sama dia. Dan ternyata bener. Disitu gue seneng
banget. Kenapa? Karena udah jelas dong, artinya dengan 1 kelompok sama
dia berarti gue sama dia bakal sering ketemu di luar kelas buat latihan
senam aerobik. Waktu latihan yang di beri itu 3 minggu, selama 3 minggu
juga hampir tiap hari kelompok gue itu berlatih dan artinya gue juga
ketemu dia terus. Dia disini berperan sebagai instruktur senamnya. Bukan
cuma gue, tapi semua mata tertuju pada dia.
Hari H tes senam aerobik tiba. Karena sudah berlatih keras kelompok
gue bisa menampilkan gerakan senam secara maksimal. Senengnya bisa
melakukan kegiatan sama dia. Hal gue inget dari latihan senam adalah ...
Saat itu gue nyeplos pas bercandaan. Gue bilang "I Love You" ke dia dan
namanya juga lagi bercanda, dia bilang "Love You Too". Sumpah disitu
rasanya pengen loncat setinggi-tingginya sampe langit ke-7 haha. Tapi
itu hanya bercandaan belaka. Tapi juga gue dengan bodohnya meneruskan
bercandaan itu sampai beberapa minggu ke depan.
Gue memanfaatkan kesempatan itu buat ngomong kalau gue emang beneran
sayang sama dia. Tapi itu masih dalam nada bercanda, jadi dia juga
mungkin nganggep gue "bercanda" sayang sama dianya. Gue selalu ngasih
kode-kode kecil bodoh di kelas biar dia tau kalau gue sayang dia. Tapi
nyata mungkin perbuatan itu membuat dia jadi "ilfiel" atau "jijik" atau
"merasa terganggu" karena adanya gue. Huh ... mungkin cara gue ini emang
salah. Tapi ini cara yang gue ambil saat gue kepepet dan gatau cara
ngungkapin yang bener. Iya gue punya mantan 5 tapi yang pacaran make
hati cuma 2 karena 3 lainnya itu cuma sekedar cinta monyet belaka saat
smp. Dan semua cewe yang pernah gue tembak itu selalu lewat "SMS". Gue
juga gatau kenapa gue ga berani nyatain langsung. Gue juga heran, kenapa
gue kalau ngomong depan umum tentang hal sosial gue berani tapi kalau
ngomong depan orang yang beneran gue sayang gue selalu grogi dan ga bisa
ngomong apa-apa. Otak gue ga bisa berfikir jernih saat ngomong depan
cewe itu. Gue memang cowo lemah.
Suatu hari anak kelas bikin acara bakaran lagi. Biasa tiap tahun
dapet daging kurban dari sekolah. Saat bakaran, salah satu teman gue,
Singgah namanya. Dia ngasih gue solusi biar gue bisa dapetin cewe yang
gue sayang itu. Dia ngomong banyak banget, dia nyeritain masa lalu dia,
dia nyeritain gimana cara dia tetep deketin cewe yang bener-bener dia
sayang meskipun cewenya udah jadian sama orang lain, dia juga memberi
contoh langsung orang yang ga menyerah buat dapetin cintanya yaitu
Baskoro yang ga nyerah-nyerah buat dapetin Kartika, yang dari awal
Kartika benci Baskoro sampe akhirnya sekarang mereka "Jadian". Well ...
dari semua cerita itu gue termotivasi buat mengungkapkan perasaan gue ke
cewe yang gue sayang ini. Tapi gue gatau timing yang pas itu kapan.
Singgah bilang "Secepatnya lo harus ungkapin sebelum ada orang lain yang
berhasil dapetin hati dia". Ya disitu gue berharap dia belum menaruh
hatinya untuk orang lain.
Dari hari itu gue selalu kefikiran "Gimana cara ngungkapinnya ke
dia". Ntah lagi belajar, main basket, main game online atau lebih
seringnnya saat sebelum tidur. Gue selalu memikirkan hal itu. Sampai
pada suatu hari saat komplek gue dapet giliran pemadaman listrik, Ntah
kenapa gue berfikir buat ngungkapinnya lewat sebuah "SMS". Gue memang
lelaki lemah. Dengan menanyakan apakah dia lagi sibuk saat itu gue
memulai percakapan SMS. Sampai pada sms ke-2 gue mengungkapkannya.
Tapi balasan dari dia saat itu ... Gak menyakitkan sih. Dia bilang
untuk urusan seperti ini dia ga bisa bilang apa-apa dan dia juga bilang
kenapa gue bisa suka sama dia dan dia nyuruh gue lupain dia karena udah
kelas 3 dan harus banyak belajar. Percakapan-percakapan panjang malam
itu berakhir dengan sebuah tantangan dari dia yaitu gue harus
"mengungkapkannya secara langsung di kelas di depan anak-anak kelas".
Gue dengan gagah berani bilang iya. Tapi gue sebenernya bingung sama gue
sendiri. "Apakah gue berani mengungkapkannya secara langsung?". Oh iya,
malam itu juga gue di anggap seorang fans oleh dia.
1 hari, 2 hari, 3 hari berlalu di kelas dan dalam 3 hari itu dia ga
nunjukin kalau dia juga suka atau sayang sama gue. Tapi gapapa gue harus
tetep mencoba "Mengungkapkannya" secara langsung. Gue harus berani, gue
harus gentle. Dan pada hari ke 3 atau ke 4 setelah gue sms itu yaitu
hari ini saat gue nulis bagian terakhir ini, gue ngomong ke dia secara
langsung dan layaknya orang gagap gue ngomong ga jelas. Dengan mainin
tas gue gue ngomong terbata-bata ke dia. Gue ngomong kalau gue serius
sama perasaan gue. tapi mungkin cara penyampaian guenya salah dari awal
dan pada saat itu juga penyampaian gue juga sedikit kurang bener dan
pada waktu yang ga tepat. Jadi saat gue tanya "Perasaan elu ke gue
gimana?", dia hanya menjawab "Gue ga bisa maksain perasaan gue buat suka
sama elu ri". Jujur pas ngedenger itu rasanya dunia ini runtuh. Dan
seketika 2 teman gue yang lagi nyanyi lagu siapa mah gue lupa, tau-tau
mereka berhenti nyanyi. Meskipun saat itu gue bilang "oh hehe yaudah deh
makasih yah, gue cuma pengen tau kok" (sambil senyum). Padahal hati
udah ga karuan. Setelah percakapan itu berakhir, gue cuma diem aja
sambil jalan keluar kelas (waktu itu udah jam pulang sekolah).
Sebenernya pas dia ngomong gitu tuh rasanya udah sedih dan pengen
keluar air mata (iya gue emang lelaki lemah) tapi gue tahan biar ga
keliatan cengeng depan dia, tapi setelah si Singgah nge-puk-puk pundak
gue dan ngomong sabar rasanya udah ga tahan dan saat itu gue langsung
kabur ke parkiran motor dan cabut pulang ke rumah. Sampe rumah gue
langsung ke kamar dan mungkin gue menangis karena emang rasanya
menyakitkan. Dan setelah itu gue tertidur pulas. Setelah bangun gue
masih kefikiran dan akh sudahlah artinya gue gagal lagi. Toh gue juga
udah terbiasa sama hal yang kaya begini. Jadi sekarang gue kembali
menjadi pengagum dia tapi bukan pengagum rahasia lagi.
Sebelum gue mau mengungkapkannya ke dia, temen gue ada bilang "Ri
dia tuh ga suka sama elu, di twitter itu bukan buat elu sindirannya.
Sadar geh". Dari situ gue bilang "Ini hidup gue, prinsip gue adalah gue
akan terus mencoba sampai tau sendiri hasil akhirnya meskipun dari awal
gue tau bakal gagal". Padahal kalau sebelumnya gue ngikutin apa
kata-kata temen gue yang satu itu buat gak nembak cewe yang gue sayang
itu, mungkin sekarang gue ga akan merasa sesakit ini.
Mungkin semua ini ada hikmahnya. Gue percaya itu. Gue ga menyalahkan
dia yang udah "Nolak" gue, bagus dia udah jujur sama perasaan dia. Dari
pada nantinya dia bilang suka terus jadian padahal dia ga suka sama gue
kan nantinya juga ga enak. Mending dari sekarang aja gue yang ngerasa
ga enak. Sekarang gue hanya harus melihat "Bunga" itu tumbuh tanpa harus
"Memetiknya". Karena semua juga tahu, jika bunga yang belum tumbuh udah
di petik, bunga itu ga akan tumbuh secara sempurna atau bahkan tidak
tumbuh sama sekali.
So kisah jatuh cinta diam-diam gue ini berakhir dengan "Bad Ending"
Gue tahu resikonya jatuh cinta diam-diam itu kalau cinta ya gue doang
yang cinta, kalau sakit hati ya gue sendiri juga yang sakit hati. Tapi
gapapa, dari pada gue nyakitin hati orang, nanti gue yang dosa dan gue
yang kena karma haha. Sumpah rasanya kena karma tuh jauh lebih sakit
dari pada sakit hati di tolak cewe.
Ada juga pesen dari Idola gue yang satu ini :
Senin, 07 September 2015
Pisah Persahabatan Karena Cinta
First Story, aku memiliki 3 sahabat yang baik , asyik , seru , bisa di ajak kompromi hehe, pokoknya 3 sahabatku ini bagiku special and perfect. Dari aku dan 3 sahabat ku yang sudah memiliki kekasih adalah hanya lah aku yang memiliki keakasih. Kekasih ku sebelumnya adalah seumuran denganku tapi kali ini tidak kekasih ku adalah adek kelasku, karena bagiku adek kelas ku saat ini ganteng-ganteng, keren-keren, dan mungkin gak malu kalo di ajak jalan hehe. Awalnya aku hanya mengagumi adek kelasku yang satu ini karena dia mirip dengan mantan. Tapi pacaran dengan adek kelas ini selalu saja mengingatkan dengan masa lalu atau biasa di sebut tidak bisa moveON. Karena sahabat ku baik mereka mau berusaha dan berkorban agar aku dapat dekat dengan adek kelas ini. Apapun caranya sahabatku pasti lewati. Padahal aku hanya kagum, tapi aku menyukainya. Hampir setiap hari sahabat ku selalu memanggili adek kelas ini, setelah beberapa minggu akrab kita pun berteman. Pada hari senin aku dan sahabatku memberanikan diri untuk memanggil adek kelas ini untuk ikut jalan-jalan nanti malam dengan teman-temanku. Tetapi adek kelas ini maunya harinya sabtu jalan-jalannya, dan akhirnya kita pun deal untuk hari sabtu jalan-jalan, sekaligus sabtu malam mingguan. Sebelum hari sabtu adek kelas ini menelpon dan sms ku.
Pada hari sabtu
Hari sabtu pun telah tiba inilah hari yang ku tunggu-tunggu. aku sangatlah grogi , nerves, pokoknya rasanya campur aduk. Sore hari nya aku prepare untuk jalan-jalan dengan sahabatku dan adek kelas ini. Sekian lama ku menunggu, setelah beberapa jam aku menunggu yang sangat membosanan akhirnya waktu yang ku tunggu telah tiba. Aku harus berangkat ke KFC untuk menemui janjiku. Aku berangkat ke KFC dengan salah satu sahabatku. Setelah aku dan sahabatku sampai di KFC, aku dan sahabatku bergegas mencari tempat duduk. Setelah aku dan sahabatk samapai KFC, mencari tempat duduk dan akhirnya sekarang waktunya menunggu adek kelas ini.
Beberapa jam kemudian
Setelah berjam-jam aku menunggu akhirnya adek kelas ini datang. Aku sangatlah bahagia karena ku kira adek kelas ini akan ingkar janji. Dan akhirnya adek kelas ini menghampiri aku dan sahabatku, ternyata dia duduk di sebelahku, ya tuhan deg-deg.an rasanya. Kita pun ngobrol dan akhirnya adek kelas ini ingin mengatakan sesuatu denganku yakni dengan isi hatinya. Aku berulang kali bolak-balik ke kamar mandi karena merasa nerves. Saat yang ku tunggu-tunggu telah tiba dan akhirnya adek kelas ini mengutarakan perasaannya. Dan di situ aku sangat bahagia sekali.
Adek kelas mengatakan “mbak aku boleh mengatakan sesuatu ? “
Aku menjawab “apa adek ? “
Adek kelas menjawab “ aku suka sama kamu mbak “
Aku menjawab “ lah terus “
Adek kelas menjawab “ apa kamu mau mbak jadi pacarku ?? “
Aku menjawab “ enggak bisa dek “
Adek kelas menjawab “ kenapa mbak ?? “
Aku menjawab “ ya , enggak bisa adek “
Adek kelas menjawab “ pasti ada alasannya mbak , apa mbak ?? “
Aku menjawab “ enggak bisa nolak maksudnya dek “
Adek kelas menjawab “ maksudnya mbak ?? “
Aku menjawab “ aku nerima kamu jadi pacarku dek “
Dan akhirnya aku dan adek kelas ini berpacaran pada tanggal 27-10-2012. Pada saat itu juga sahabat ku berpelukan karena aku dan adek kelas ini berpacaran. Aku sangat bahagia saat itu karena adek kelas yang kusukai ternyata memiliki perasaan yang sama denganku. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00 WIB saatnya pulang. aku pulang ke rumah dengan pacarku baruku yakni adek kelas ku sendiri.
Setelah beberapa hari ku menjalani hubungan dengan adek kelas ini rasanya bosan karena setiap hari kemana pun aku pergi dia selalu saja hadir itu yang membuat ku tak suka dengannya. Beberapa hari ku menahan dan mencoba untuk pertahankan hubungan ini, tapi ku tak bisa terus bertahan dengannya tanpa ada perasaan.
Jatuh cinta kepada cowok lain
Meskipun aku sudah memeiliki seorang kekasih tapi aku memiliki perasaan kepada cowok lain ia adek kelasku juga. Entah kenapa aku menyukai cowok yang di sukai oleh sahabat ku sendiri. Mungkin aku adalah sahabat yang jahat yang telah merebut cowok dari sahabatku. Pada hari senin salah satu sahabatku mengatakan kepada adek kelas yang keren ini “ dek , temenku ada yang suka kamu loh ?” adek kerennya menjawab “ siapa mbak ? “ sahabatku menjawab “ yang pakek tas ada gantungan boneka angry birdnya dek “ adek kelas menjawab “ ouwalah , mbak ini tah ? ( dengan menunjuk aku ), secara spontan aku pun menjawab “ haahh , bukan aku dek bukan aku “. Pada saat itu juga sahabatku dengan adek keren bertukaran nomor hati, di situ jujur aku merasa cemburu. Tapi tak mengapa jika memang sahabatku bahagia aku juga ikut bahagia.
Pada hari senin atau selasa waktu pulang sekolah aku mendapat sms dari teman mama yang mengatakan “ mbak no mamamu mati tah ?? “ secara spontan aku langsung meneteskan air mata dan memeluk sahabatku dengan mengatakan “ mamaku meninggal ( menangis ) “ salah satu sahabatku mengatakan “ apaa ?? yang benar kamu ( menangis ) “. Setelah mendapat kabar seperti itu aku langsung pulang tapi aku bingung aku harus pulang siapa karena pada hari itu aku tidak membawa sepeda motor dan akhirnya aku menuju parkiran untuk mencari tebengan. Salah sahabatku memnta tolong kepada adek keren untuk mengantarku pulang “ dek aku mohon tolong bantu aku kali ini ( wajah melas ) “ adek keren menjawab “ apa mbak ? “ sahabatkiu menjawab “ mamanya temenku katanya meninggal dek ( menangis ) “ adek keren pun tidak pakai banyak bicara langsung menjawab “ ya udah ayo mbak cepet “. Jujur hari itu aku sedih campur dengan bahagia. Sedihnya aku di beri kabar mama meninggal dan bahagianya bisa boncengan dan di antar pulang dengan adek keren.
Setelah sampai rumah aku sangatlah bingung karena di rumah sepi dan tidak ada tanpa mama ku meninggal, aku memasuki rumah dengan cemas “ assalamualaikum ma mama ma mama ?? “ mamaku menjawab “ waalaikumussalam ada apa kok teriak-teriak adek mu kagi tidur “ aku menjawab “ maaf ma , tapi ak di sms teman mama katanya mama meninggal ( dengan menyodorkan Hp )” mama mejawab “ maksudnya itu nomor Hp –nya mama bukan mama yang meninggal mbak” aku menjawab “ oo dasar teman mama “. Setelah mengetahui jika mamaku tak kenapa-kenapa aku sangat bahagia dan aku langsung memberi tahu kepada adek keren yang sedang menunggu di depan gerbang rumah. Aku mengatakan “ dek aku bahagia banget karena mamaku masih hidup dan sehat walafiat “ adek keren menjawab “ allhamdulilah mbak “. Lagi asyik ngobrol dengan adek keren ternyata sahabat-sahabatku datang dan langsung menemui mamaku yang lagi asyik nonton tv. Setelah sahabatku menemui mamaku mereka keluar dan akhirnya di lanjutkan dengan berbincang-bincang dengan adek keren , adek pembasket , dan sahabat-sahabatku. Aku dan adek keren ngobrol berdua, aku mengatakan “ dek aku pengen putus ama pacarku tapi aku gak tau gimana cara putusnya dek “ adek keren menjawab “ apa mbak ?? beneran tah ? “ aku menjawab “ iya adek aku beneran “ adek keren menjawab “ ya terserah mbak loh “. Setelah sudah beberapa jam berbincang-bincang sekarang waktunya untuk berpisah karena waktu sudah semakin sore.
Pada malam hari adek keren sms
Waktu menunjukkan pukul 19.000 WIB waktu untuk ku belajar. Ketika aku lagi serius untuk belajar Hp pun berbunyi pertanda ada sms, dan ternyata nomor nyasar. Ia mengatakan “ get well soon semoga cepet sembuh mbak “ aku menjawab “ siapa ? “ dia menjawab “ aku anak paling ganteng di sekolah mbak “ aku menjawab “ nama siapa ? “ dia menjawab “ aku anak kelas X mbak “ aku menjawab “ lah iya siapa adek ? anak kelas X kan banyak “ dia menjawab “ aku yang biasanya senyum sama mbak “ aku menjawab “ siapa adek ? yang senyum ke aku ya banyak bukan kamu aja”. Setelah lama tidak di balas smsnya Hp ku pun kembali berbunyi dan pertanda ada telepon dan ternyata nomor nyasar yang menelpon ku. Setelah ku angkat teleponnya dan dia mengaku siapa dan aku mengetahui siapa dia ternyata nomor nyasar oitu adalah adek keren, betapa bahagia dan lengkapnya hidupku. Di telepon juga adek keren menembak ku, dia mengatakan “ mbak , what do you increase my girl friend ? “ aku menjawab “ kamu beneran dek ? “ dia menjawab “ iya mbak, gimana kamu mau tidak mbak ? “ aku menjawab “ sorry dek aku gak bisa “ dia menjawab “ iya mbak maaf ya mungkin terlalu cepat, tapi apa ‘alasan mbak nolak aku ? “ aku menjawab “ maksud aku, aku tida menolak kamu dek “ dia menjawab “ berarti mbak nerima aku ? “ aku menjawab “ iya adek “.
Aku memiliki 2 pacar
Pada tanggal 12-11-2012 aku memiliki 2 pacar meskipun hanya 4 jam. Aku berpikir jika aku terus mempertahankan pacarku yang pertama aku takut dia akan mengetahui dan aku akan gantungkan perasaan ini. Dan akhirnya aku untuk memberani diri untuk memilih salah satu dari 2 cowok, aku lebih nyaman dan sayang kepada pacar kedua ku. Pukul 21.12 WIB aku memutuskan pacar pertamaku dan memilih pacar kedua.
Keesokan harinya mantan pacar pertamanku mengatakan “ jika kamu bahagia dengan dia tak mengapa karena aku juga akan bahagia “ aku hanya menjawab senyuman sinis kepada dia. Hal pertama yang membuat ku tak nyaman dengan manta pacar pertamaku adalah aku selalu saja di atur di larang ini di larang itu, hal itu yang membuatku ingin putus dengannya dan meninggalkannya.
Awal pacaran dengan pacar kedua dan pertengkaran antara aku dan sahabat
Pada hari selasa aku sekolah dan berangkat dengan pacarku padahal rumah ku dengan dia tidak searah tetapi dia mau berkorban karena aku. Waktu pulang nanti aku pun juga dengan dia. Sungguh pengorbanan yang menakjubkan di hari pertama menjalani denganmu. Pulang sekolah pun tiba tetapi aku tak bergegas untuk lengsung pulang aku bermain kerumah dia terlebih dahulu. Sungguku bahagia sekali hari ini bisa sedekat ini dengan dia. Tetapi di awal ku pacaran dengan dia aku merasa tak enak dengan sahabatku yang menyukai pacarku.
Setelah beberapa minggu aku menjalani hubungan dengan dia aku merasa banyak kecocokan dan yang paling berkesan adalah kekuranganku adalah kelebihan dia begitu pun dengan dia, kekurangan dia adalah kelebihanku.
Aku merasa tak enak dengan sahabatku sendiri aku pun juga pernah mencoba berulang kali untuk memutuskan dia tetapi dia tak mau. Mungkin hari sabtu entah tanggal berapa aku keluar dengan dia dan sahabatku dan pacarnya sahabatku ( anak pembasket ) ke salah satu cafe punya sahabatku. Dan saat itu juga sahabatku yang menyukai pacarku juga ke cafe, betapa kagetnya aku ketika melihat dia. Dan malam itu juga aku bertengkar di rumah sahabat ku yang menyukai pacarku. Mungkin itu pertengkaran yang biasa tetapi ada satu pertengkaran ku denga sahabatku yang luar biasa.
Pada satu malam aku dengan pacarku dan sahabat-sahabatku bertemu di cafe, tiba-tiba sahabatku marah dan mengatakan sahabat atau pacar. Jujur aku sangat bingung aku harus milih yang mana. Saat itu aku pun juga emosi dan mengatakan “ sekarang gini jika pertanyaan itu aku balik ke kamu pasti kamu akan pilih pacar karena aku tau itu, dan kemarin aku dan temen-temen udah bela-belain ke rumahmu untuk ngasih kue tapi apa bbertemu di cafe, tiba-tiba sahabatku marah dan mengatakan sahabat atau pacar. Jujur aku sangat bingung aku harus milih yang mana. Saat itu aku pun juga emosi dan mengatakan “ sekarang gini jika pertanyaan itu aku balik ke kamu pasti kamu akan pilih pacar karena aku tau itu, dan kemarin aku dan temen-temen udah bela-belain ke rumahmu untuk ngasih kue tapi apa balasannya aku kamu kasih roti 1 saja tidak katamu roti itu akan kau berikan kepada pacarmu, secara tidak langsung kamu sudah mengatakan jika kamu memilih pacar ketimbang sahabat” sesaat aku menjawab seperti itu kekasih ku pun ikut mengatakan “ mbak sebenernya itu mbak udah mutusin aku bolak-balik karena dia sayang kamu mbak, tetapi aku tidak mau di putusin karena dari awal aku sebenarnya sukanya sama mbak ini bukan sama kamu mbak aku harap kamu bisa ngertiin aku dan dia mbak dan aku harap biarkan kita bahagia”.
Setelah beberap hari aku sedikit renggang dengan sahabat yang menyukai pacarku. Tiba-tiba dia mengatakan jika dia sudah relakan pacarku untuk memilikiku. Tetapi setelah ia mengatakan seperti itu ia menjauh dari persahabatan ini. Sungguh tak adil. Hampir 3 bulan aku menjalani hubungan dengan kekasih ku ternyata sahabatku pun mendekatiku dan sahabatku agar dapat berteman lagi meskipun kita sudah baikan tetapi birlah waktu yang akan jawab semua ini.
THE END
Sahabat Jadi Cinta
Hallo……., Namaku Leonardo Fernando, biasanya sich aku dipanggil sama teman – temanku Leo. Ini adalah kisah cintaku yang berawal dari persahabatanku.Ceritaku ini berawal dari pada saat ketika aku duduk di bangku SMP kelas 3. Aku mempunyai sahabat yang terdiri dari 6 orang anak. Ada 3 cowok dan 3 cewek. Diantaranya ada salah satu cewek yang bernama Livia, dia adalah satu – satunya cewek yang paling dekat denganku.
Awalnya aku hanya beranggapan bahwa Livia itu sahabat yang paling care sama aku, karena dia selalu menemaniku disaat ku suka dan duka. Tetapi lama – kelamaan aku merasakan adanya rasa kepadanya yg tak ku mengerti, dan pada saat dia nggak ada di sampingku ku merasa kesepian, juga ketika dia bersama orang lain hatiku merasa marah sekali.
Tetapi aku merasa, bahwa aku tidak pantas untuknya karena dia sahabat terbaikku. Tetapi aku bingungnya, kata teman – teman dia sudah punya pacar.
Suatu ketika, dia berkata padaku,
“Leo, sebagai sahabat yang baik, aku tidak akan pernah pergi menjauh darimu atau dari siapapun. Kecuali ada yang…….”
Tiba – tiba terputus karena dia segera lari menuju kantin. Sebenarnya aku bingung, apa kelanjutan pembicaraannya itu.
Dan beberapa hari kemudian aku lihat Livia berduaan dengan Ridho (dia adalah sahabatku juga) , tapi yang lainnya (para sahabatku yang lain) nggak ada! Apa yang terjadi ?
Aku bingung ditambah lagi hatiku marah banget. Keesokan harinya Aku langsung menemui Ridho tentang yang kemarin waktu dia berduaan sama Livia.Dan aku berkata pada Ridho,
“Dho! Kamu kemaren sama Livia ngapain aja. Kamu mau macarin Livia? Apa maksudmu ?! Jangan sampai ya persahabatan kita rusak cuman gara – gara kamu pacaran sama Livia .”
“Kamu kenapa sich Leo? Aku tuch nggak pacaran sama Livia! Kenapa kamu…….”
“Nggak! Aku sich nggak seperti yang kamu bayangin!”
Setelah itu aku langsung bergegas lari menjauhi Ridho.
Seminggu telah berlalu, kecurigaanku mulai terungkap, dan ternyata memang semua itu terjadi. Aku segera menceritakannya pada sahabatku yang lain. Dan mereka semua setuju untuk tidak akan menganggap Ridho dan Livia sebagai mereka lagi.
Ternyata dibalik itu semua, Livia mengakui bahwa dia sebenarnya tidak mencintai Ridho. Hanya saja selama ini Livia merasa diberi perhatian lebih oleh Ridho. Ridho melakukan itu semua karena Ridho tau kelemahan Livia itu dengan uang.
Livia menceritakan pengalaman pahitnya itu kepadaku, karena aku yang lebih tahu keadaan hati Livia. Livia berkata padaku,
“Aku hanya mencintai seseorang yang jujur apa adanya.”
Tiba -tiba saja aku ingin berubah menjadi seperti orang yang dicintai Livia, yang lebih dewasa. Aku benar – benar bingung dengan sikapku terhadap Livia. Oh Tuhan, apa yang sedang aku alami ini?
Aku terus berdo’a sambil meminta banrtuan Yang Maha Tahu untuk mengetahui rasa apa yang aku alami.
Beberapa hari kemudian, aku telah menjadi orang yang lebih kekanak – kanakan seperti dulu. Sifat yang biasanya aku mencoba untuk menjadi lebih dewasa, kini menjadi seseorang yang jujur apa adanya seperti apa yang dikatakan Livia dulu.
Ridho menyadari perubahanku ini. Dan dia bertanya kepadaku,
“Leo, kamu cintakan sama Livia.”
“Nggak…”
“Jujur aja dech sama aku.”
“Aku bilang nggak, ya nggak.!!!”
“Sebenarnya, aku sudah tahu kok meskipun kamu bilang nggak. Kamu suka kan sama Livia.?? Ngaku aja dech… Aku ini seseorang yang telah menerima kemunafikanmu!”
“Dho! Sebenarnya aku memang suka sama Livia! Tetapi aku tidak ingin memilikinya, karena aku tahu kalau Livia mencintaimu dan juga aku nggak ingin kalau persahabatan kita pecah karena gara – gara kita memperebutkan Livia. Aku hanya ingin menjadi seseorang yang baik dan juga menyenangkan buat Livia.”
“OK! So kamu mau menjadi seorang sahabat yang menjadi rasa cinta!”
Ridho berbicara kepadaku sambil mendorongku.
Kemudian, tiba – tiba Livia datang dan langsung menolongku yang terjatuh karena aku nggak siap menerima dorongan dari Ridho.Livia langsung memarahi Ridho,
“Ridho, aku nggak suka kamu yang seperti itu! Yang kasar!”
Kemudian Livia mengajakku ke UKS. Disitu Livia berkata padaku,
“Leo, sorry ya sebelumnya. Kalau kamu memang aku nggak bisa balas cintamu itu. Aku nggak suka sama orang yang kekanak – kanakan.
Tapi disatu sisi aku juga suka sama kamu yang orangnya apa adanya! Walau kamu kekanak – kanakan, aku hanya bisa menganggapmu sebagai sahabat terbaikku saja, nggak lebih.”
Setelah Livia berkata begitu kepadaku dia langsung lari keluar ruangan UKS.
Malampun tiba, malam itu aku ingin sekali menelepon Shinta (dia juga sahabatku), tetapi nggak diangkat. Akhirnya aku ke rumah Shinta.
Sesampainya disana, aku tak sengaja mendengar pembicaraan antara Shinta dengan Livia. Ada apa ini?
Dan Livia berkata pada Shinta,
“Shin, sebenarnya aku tuch suka sama……Leo. Tetapi nggak ada alasan untuk aku nggak mencintai Ridho karena dia sudah ngasih aku segalanya. Walaupun itu sebenarnya jerih payah bokapnya.
Tapi dia pernah menyelamatkan nyawaku!”
Tiba – tiba ia berhenti sejenak. Segera aku masuk ke kamar Shinta.
“Liv, Ridho sudah melakukan apa??”
“Leo, dia sudah menyelamatkan aku.”
“Nyelamatkan apa?”
“Kenapa sich! Kamu suka sama aku? Kamu cinta sama aku?”
“Ha…Ha…Ha…Nggak mungkinlah Liv. Kalau begitu aku pergi dulu ya…..”
Setelah itu, aku langsung meninggalkan rumah Shinta.
Aku langsung menuju ke rumah Livia dan mencurahkan isi hatiku kepada Dava(adik Livia).
“Gimana nich Va! Aku tuch sebenarnya suka sama kakakmu, tetapi aku nggak mungkin bilang itu semua ke kakakmu!
Aku nggak mau persahabatanku Va!”
“Kalau begitu kakak nggak usah suka sama kakakku ajah.”
“Ya nggak bisa begitu Va………”
Tiba – tiba Rani(dia juga sahabatku) datang,
“Dava, Leo, kalian lagi ngapain?”
“Nggak Ran, aku lagi bicara tentang Game sama Dava.”
“Nggak Kak Rani. Dia tadi bukan bicara tentang Game, tetapi Kak Leo bicara kalau dia…….”
Aku langsung menutup mulut Dava, dan membisiki Dava,
“Va, jangan bilang ke siapa – siapa. Termasuk kakakmu juga ya.”
“Kalian bisik – bisik apaan sich. Aku jadi curiga kalau ada apa – apa.”
“Nggak ada apa – apa kok Ran.”
“Pasti ini tentang Livia kan?”
“Nggak.”
“Ngaku aja dech!”
“Tapi jangan beri tahu ke yang lainnya ya?”
“OK dech. Tapi sebenarnya ada apaan sich?”
“Sebenarnya ya, aku akui kalau aku suka sama Livia, tetapi kalau aku jadian sama Livia, terus persahabatan kita hancur dong.”
“Kalau kamu suka sama Livia gak apa – apa kok, kami nggak akan nggangguin kalian untuk pacaran. Dan persahabatan kita nggak akan pernah hancur. Kami semua sudah tahu kalau kamu suka Livia, tetapi kecuali Livia.”
“Yang bener…
Ku nggak yakin kalau Livia juga suka sama aku.”
“Lho, kamu belum tahu ya kalau Livia tuch suka sama kamu dari lubuk hatinya yang paling dalam.”
“Ha…….
Yang benar.!!”
“Iya. Dia bilang sendiri ke aku.”
“Ya sudah ya? Ku mau pulang dulu. Makasih ya Ran.”
Keesokan harinya, pada saat istirahat sekolah, aku ke kelasnya Livia. Tetapi aku nggak ke Livia, aku mau ke Kevin(dia juga sahabatku). Dan aku berkata,
“Vin, kamu sudah tahu tentang aku sama Livia.”
“Sudah. Memangnya kenapa?”
“Kamu takut ungkapin perasaanmu ke Livia.”
“Iya. Vin, kamu mau bilangin perasaanku ke Livia.”
“Tenang aja. Kamu kan sahabatku.”
“Makasih ya Vin.”
Setelah sepulang sekolah, aku menemui Kevin sekali lagi,
“Vin, apakah kamu sudah bilang ke Livia?”
“Sudah”
“Terus dia jawab apa?”
“Sebenarnya sich dia mau jadi pacarmu, tetapi dia takut kalau persahabatan kita berantakan. Lalu ku jawab, sebenarnya kami semua sudah tahu kalau kalian berdua sama – sama suka.”
Tiba – Tiba Livia datang menghampiriku,
“Leo, Kevin, kalian berdua ngapain disini.”
“Nggak apa – apa kok, hanya bicara tentang…
Biasalah anak cowok. Sudah dulu ya, Leo, Livia, aku pulang dulu.”
“OK”,jawab kami berdua.
Kemudian aku dan Livia ngomong bersama – sama,
“Liv…”,”Leo…”
“Nggak kamu duluan yang bicara!”
“Kamu ulu aja Leo!”
“Baiklah aku duluan. Liv, sebenarnya waktu itu yang kita di rumahnya Shinta. Itu semuanya benar. Memang dari dulu aku suka sama kamu, tapi hanya sekedar sahabat aja. Tetapi sekarang tidak, rasanya setiap kamu gak ada didekatku, aku merasa kesepian. Terus setiap ketika kamu bersama orang lain hatiku merasa marah sekali. Livia maukah kamu jadi pacarku?”
“A…Ak….Akuu…”
Seluruh sahabatku Shinta, Ridho, Rany, dan Kevin berkata,
“YAA…….”
“Apa!!! Teman – teman!!!”
“Kau sebenarnya mau jawab iya kan. Ngaku aja dech Liv!”
“Benar teman – teman.”
“Apa Liv? Kamu mau jadi pacarku???”
“Iya Leo?!?!?”
“Akhirnya kalian berdua jadian juga….”
“Hei Leo!”
“Ya teman – teman.”
“Ingat PJ’nya!!!!”
“Ah! Kalian bisa aja sich.”
“Kalau begitu hubungan kalian tidak kami restui.”
“Baiklah besok sepulang sekolah.”
“Horeee…”
“Leo, sebaiknya kamu ajak tuch pacar barumu jalan. Ya udah ya kami pulang duluan. Selamat jalan – jalan ya Leo, Livia.”
Setelah sahabatku pergi aku langsung mengajak Livia jalan. Akhirnya impianku jadi kenyataan juga. Terima kasih Tuhan telah mendengarkan do’aku.
Keesokan harinya, aku menjemput Livia. Ternyata dia sudah berangkat duluan. Kemudian aku sambil berangkat ke sekolah juga mencari Livia.
Dan ternyata hingga aku sampai di sekolah aku tidak menemukan Livia.
Bel masuk telah berbunyi, aku tak tahu apakah Livia sudah datang apa belum. Setelah bel istirahat berbunyi, aku langsung ke kelasnya Livia. Dan aku menemui Kevin.
“Vin apakah Livia tadi masuk?”
“Nggak, dia tadi nggak kelihatan tuch waktu pelajaran.”
“Ya sudah makasih.”
Aku merasa heran, dan juga perasaanku tentang Livia. Apakah yang terjadi dengan Livia? Setelah pulang sekolah aku mencari dimana Livia dan menelusuri semua jalan yang pernah aku lewati bersama Livia. Ternyata dia tergeletak di pinggir jalan.
Kemudian aku membawanya ke Rumah Sakit terdekat dan memberitahukan kepada orang tuanya bahwa Livia telah ditabrak lari.
Setelah orang tuanya datang. Mereka menanngis, tetapi tangisan mereka tak seperti rasa sakitnya hatiku. Beberapa hari telah berlalu, tetapi Livia masih belum siuman juga. Aku terus meminta pertolongan kepada Tuhan, agar Livia cepat – cepat siuman.
Keesokan harinya, setelah aku pulang sekolah, aku langsung pergi ke Rumah Sakit tempat Livia dirawat. Dia akhirnya siuman juga dan berkata kepadaku,
“Le… Leo! Sebenarnya aku mencintaimu dengan setulus hatinya dan dari lubuk hatiku yang paling dalam.”
Setelah orang tuanya kuhubungi kalau Livia sudah siuman, dia langsung menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Aku merasa sangat sedih dan hatiku sakit sekali. Dan aku berjanji tidak akan melupakan Livia untuk selamanya, dan juga aku tidak akan pernah pacaran lagi, sebelum aku bisa menjaga seseorang yang aku cintai.
Langganan:
Postingan (Atom)